KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1.a.8.2_PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

 

KONEKSI ANTAR MATERI (KAM) MODUL 3.1.a.8.1-3.1.a.8.2

MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN.

Salam dan Bahagia Ibu dan Bapak Guru Hebat! Perkenalkan nama saya Atin Mintarsih, S.Pd, Calon Guru Penggerak Angkatan 9 dari SDN Cibetik Kota Serang Banten. Ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada Fasilitator saya yaitu Ibu Siti Ruaida Tomu, S.Pd & Pengajar Praktiksaya Ibu Hayati Nufus, M.Pd yang selalu memotivasi, membimbing, mengarahkan, membersamai dan mendampingi saya dalam mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini. Pada kesempatan ini saya akan membahas tentang Tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.8 yaitu tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin. Dalam Tugas ini di awali dengan 5 pertanyaan pemantik dan 14 pertanyaan sebagai pemandu dalam menyesaikan tugas.


Mengutip dari pendapatnya Georg Wilhelm Friedrich Hegel bahwa “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
. Yang berharga buat mereka akan bermakna dan menjadi semangat untuk masa depan mereka

Adapun Tujuan Pembelajaran Khusus pada Modul ini yaitu:

CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.

CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

beberapa pertanyaan pemantik dari modul ini yaitu: 

  • Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Kutipan ini sejalan dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, di mana pendidikan bertujuan untuk menumbuhkan "manusia merdeka dan berbudi luhur". Pendidikan yang baik bukan hanya untuk membuat anak-anak pintar, tetapi juga untuk membuat mereka menjadi manusia yang baik dan bermanfaat bagi orang lain.

  • Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Nilai dan prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan memiliki peran penting dalam menentukan dampak kita terhadap lingkungan. Dengan memilih nilai-nilai yang positif dan bertanggung jawab, kita dapat membantu melindungi lingkungan dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.

  • Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai pemimpin pembelajaran, saya dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid dalam pengambilan keputusan saya dengan cara berikut:

1. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif

2. Memilih Pendekatan Pembelajaran yang Tepat

3. Memberikan Dukungan dan Tantangan yang Tepat

4. Melibatkan Murid dalam Pengambilan Keputusan

5. Menjadi Role Model yang Baik

  • Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

💫Pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan yang baik juga harus menanamkan nilai-nilai dan karakter yang baik pada peserta didik, sehingga mereka dapat menjadi manusia yang beretika dan bertanggung jawab.

💫Proses pembelajaran haruslah holistik. Ini berarti bahwa pendidikan harus memperhatikan semua aspek perkembangan peserta didik, tidak hanya aspek akademis, tetapi juga aspek sosial, emosional, dan spiritual.

💫Pendidik memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan perilaku peserta didik. Pendidik harus menjadi role model yang baik dan menunjukkan nilai-nilai yang ingin ditanamkan pada peserta didik.

💫Pendidikan adalah proses yang berkelanjutan. Ini berarti bahwa belajar tidak berhenti di sekolah, tetapi terus berlangsung sepanjang hidup.

"Orang yang terlalu memikirkan akibat dari sesuatu keputusan atau tindakan, sampai kapanpun dia tidak akan menjadi orang berani." (Ali bin Abi Thalib). Dari kutipan tersebut tergambar bahwa menjadi pemimpin haruslah tegas dan berani mengambil resiko.

Berikut ini adalah Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri) melalui 14 pertanyaan pemantik yang disediakan di LMS

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

 Pertama, Ing Ngarso Sung tulodo filosofi ini menegaskan bahwa kita sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya memberi teladan yang bijak dalam mengambil keputusan. Kedua, Ing Madyo Mangun Karso filosofi ini menegaskan bahwa dalam mengambil keputusan hendaknya kita mampu memberdayakan dan membangun. Ketiga, Tut Wuri Handayani filosofi ini menegaskan bahwa sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan maka keputusan yang kita ambil hendaknya mampu mendorong kolaborasi dan meningkatkan kinerja murid.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam mengambil keputusan harus memikirkan dampak positif bagi lingkungan oleh karena itu diperlukan nilai-nilai atau prinsip-prinsip jika seseorang memiliki nilai-nilai yang sudah tertanam dalam diri maka setiap keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan dan dapat mengakomodir kepentingan semua.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh pesilattator sangat bermanfaat saya mendapat bekal ilmu untuk mengambil keputusan bahwa keputusan yang akan saya ambil harus berpihak pada murid sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal bermanfaat untuk banyak orang dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan jika pengambilan keputusan menerapkan 3 prinsip 4 paradigma dan 9 langkah pengujian masih membuat kita ragu-ragu atau belum efek maka untuk mempertimbangkan pengambilan keputusan tersebut bisa dibantu dengan sesi coaching rekan sejawat ataupun siswa yang bermasalah dalam menceritakan secara jelas duduk permasalahannya dan kita tuntun mereka untuk menemukan keputusan terbaik dari masalah mereka.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Dalam proses pengambilan keputusan diperlukan Kompetensi sosial emosional baik itu kesadaran diri pengelolaan diri kesadaran sosial dan keterampilan berhubungan sosial sehingga Setiap keputusan yang diambil dilakukan dalam sadar penuh atau mimpi terutama sadar dengan konsekuensi yang akan terjadi dan meminimalisir kesalahan proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk mengambil resiko dan implikasi dari Setiap keputusan yang diambil selalu berpihak pada murid.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika nilai-nilai yang dianut sebagai seorang pendidik yaitu kebenaran keadilan kebebasan persatuan toleransi tanggung jawab dan penghargaan akan hidup dengan berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut maka sebuah keputusan yang diambil diharapkan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan prinsip-prinsip berpusat pada peserta didik serta mendorong terwujudnya iklim pendidikan yang baik di sekolah.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Dengan menjalankan prinsip Among Ki Hajar Dewantara dan pola pikir inkuiri appresiatif diharapkan mampu menjalankan peran-perannya menjadi pemimpin pembelajaran juga berarti menjadi pemimpin pembelajaran yang menaruh perhatian penuh pada komponen pembelajaran seperti pada kurikulum ekstra dan kokurikuler proses belajar mengajar refleksi dan asesmen yang autentik dan efektif pengembangan guru dan lain sebagainya guru berperan besar dalam membuat lingkungan yang aman nyaman menyenangkan namun tetap menantang dan relevan untuk para muridnya mereka diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berorientasi pada kepentingan tumbuh kembangnya siswa agar mampu berkembang sesuai dengan kodratnya.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan-kesulitan yang dialami di lingkungan tempat saya bekerja adalah sering terjadi perbedaan pandangan antara pihak-pihak yang terlibat sehingga kadang-kadang hal itu menimbulkan kesalahpahaman dengan demikian keputusan yang diambil Tidak melibatkan seluruh warga sekolah kesulitan ini kembali ke masalah perubahan paradigma.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan yang kita ambil dapat mempengaruhi pengajaran Apakah kemerdekaan murid ataukah tidak sebagai pemimpin pembelajaran tentu memilih mengambil keputusan yang berpihak pada murid dengan memberikan kemerdekaan sesuai dengan kodratnya kebutuhan murid yang tidak sama dan memerlukan cara belajar yang berbeda-beda dapat ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan profil belajar siswa.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sebagai pemimpin pembelajaran kita lebih hati-hati dalam mengambil keputusan karena keputusan yang kita ambil akan terkait secara terus-menerus dan berdampak pada kehidupan buruk kita pepatah mengatakan guru itu digugu dan ditiru guru Itu dipercaya dan ditiru sehingga apapun yang kita putuskan sedikit banyak akan mempengaruhi murid kita dan memberikan pengaruh besar dalam hidup mereka.

10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Sebagai seorang pendidik kita harus mampu mengenali nilai dan peran diri kita agar mampu memahami dan menerapkan filosofi Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran Kita juga harus mampu memahami kebutuhan belajar murid kita yang beragam dan mampu untuk mengelola sosial dan emosional murid kita.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya tentang materi modul 3.1 adalah tentang penerapan 4 paradigma 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan di mana pemahaman tersebut saya gunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul untuk memetakan mana yang benar PS benar atau Dilema etika dan benar PS salah atau bujukan moral hal di luar dugaan yang saya dapatkan pada modul ini adalah ketika kita menghadapi kasus Dilema etika maka kita perlu memunculkan opsi trilema agar muncul solusi kreatif yang bisa diterima semua pihak.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah, saat itu dilema etika yang saya alami berdasarkan paradigma individu lawan kelompok individu vs community saat itu saya hanya mengandalkan keputusan hasil akhir yang sekiranya tidak merugikan kedua belah pihak setelah saya mempelajari modul ini ternyata sebuah kasus Dilema etika perlu diselesaikan dengan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar apa yang diputuskan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya cenderung menyelesaikan masalah menggunakan prinsip and bassed thinking yaitu saya melakukan karena itu yang terbaik untuk Kebanyakan orang ataupun rule based thinking yaitu berpusat pada tugas yang ada Setelah mempelajari modul 3.1 saya lebih banyak mengolah rasa empati saya untuk memutuskan sesuatu rasa Peduli care based thinking.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting mempelajari modul ini sebagai seorang pemimpin dimana sebuah keputusan yang diambil harus berdasarkan beberapa pertimbangan sehingga keputusan yang ada dapat dipertanggungjawabkan dan tidak salah langkah atau bahkan dapat merugikan salah satu pihak yang justru akan menimbulkan kekacauan. Dengan mempelajari modul ini diharapkan Setiap keputusan yang saya ambil adalah langkah paling bijaksana dan yang terbaik.

Itulah intisari yang dapat saya sampaikan pada Modul 3.1.a.8.2 semoga bermanfaat, salam sehat dan Bahagia bapak ibu guru hebat. Terus Bergerak untuk Indonesia Maju. Salam Guru Penggerak. ***


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pustaka AI: Mengarungi Dunia Baru Menulis Buku Ajar dengan AI (Artificial Intelligence)

Kiat Menulis Cerita Fiksi

Menulis Itu Mudah