Pembelajaran Berdiferensiasi dikelas

 


PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DI PELOKSOK NEGERI

Penulis: Atin Mintarsih, S.Pd

Sampai saat ini saya masih tidak menyangka kehidupan selalu mengajarkan kita tentang pelajaran berarti. Begitupun Ketika kita berprofesi sebagai seorang guru. Guru tetap belajar meski sudah mengajar. Kurang lebih 12 tahun mengajar di sekolah swasta yang serba ada dengan fasilitas, dengan sarana prasrana yang lengkap, alat pembelajaran yang mendukung. Tim IT yang fokus dibidangnya jika perlu apapun tentang pembelajaran hanya tinggal menyampaikan dan alhamdulillah pihak Yayasan sangat mendukung. Fasilitas tempat yang luas dan mewah sebagai contoh jika ingin menonton tinggal ambil remot dan TV LED kapan saja bisa menonton tinggal klik, kuota internet di hp juga jarang dipakai karena di sekolah memiliki wifi di setiap lantainya. Sangat jauh berbeda ketika saya sudah menjadi guru PPPK di sekolah Negeri. Tempat yang jauh dari keramaian kota, yang di huni oleh dua kampung yaitu Kp. Cibetik dan Kp. Perahmatan mungkin itulah yang membuat SDN Cibetik minim peserta didik. Setiap tahunnya kurang dari 20 siswa yang masuk ke sekolah ini. Tahun ini sudah terbilang banyak sekitar 19 siswa baru kelas 1 Tahun Ajaran 2022-2023. Yang total keselurahn siswanya kurang dari 100 yaitu hanya 76 siswa yang seharusnya menurut saya siswa sedikit maka kualitas peserta didik akan jauh lebih baik dari sekolah yang jumlah siswanya banyak. Kurangnya tenaga pengajar juga menjadi salah satu kendala tercapainya pembelajaran yang kondusif. Tetapi tidak untuk di SD ini saya merasa sedih dan terenyuh ketika seragam yang mereka kenakan seadanya, sepatu bolong, baju seragam berwarna putih yang sudah tidak berwarna putih lagi. Di SDN Cibetik yang terdapat 1 guru ASN, 1 Kepala sekolah dan 4 guru honor, 1 penjaga sekolah yang baru ada ditahun ini, 1 guru PJOK pengganti guru PJOK sebelumnya yang sudah mutasi ke sekolah lain dan 1 guru PPPK yaitu saya sendiri.

Peserta didik sangat kurang sekali terhadp motivasi dan sikap, secara pembiasaan-pembiasaan baik yang menurut saya sangat berbeda dengan yang saya rasakan ketika mengajar di sekolah swasta.

Pada tahun ini saya di amanahkan untuk mengajar di kelas 6 yang kebetulan wali kelasnya mutasi ke sekolah lain. Berat karena dari walikelas sebelumnya anak-anak jarang masuk dan mereka jarang sekali belajar. Misalnya saja cuaca alam (Hujan), ada kegiatan di Kampung Cibetik seperti pernikahan, syukuran, haji dan lain-lain siswanya banyak yang izin tidak sekolah karena sudah menjadi adat kebiasaan disana jika ada acara di kampung maka tidak sekolah dan izin.

Jalan menuju sekolah cukup membuat saya deg-degan setiap hari, jalanya menurun menjanjak berkelok-kelok dan berlubang, sempat hampir jatuh ketika musim hujan tiba rasanya ingin sekali izin dan tidak mengajar tetapi karena sudah panggilan jiwa mengajar seperti biasa walupun kondisi alam sedang tidak bersahabat. Awalnya belum terbiasa tetapi lama kelamaan saya manjadi terbiasa dengan kedaan ini. Saya yakin Allah punya rencana yang indah di balik semua ini.

Disini walaupun ditempat yang jauh dan terbilang peloksok mencoba untuk memulai pembelajaran berdiferensiasi adalah tantangan terbesar karena minim fasilitas dan jangakuan internet kurang mendukung. Dengan memanfaatkan infokus sekolah tetangga saya coba memadukan pembelajaran yang memberi keleluasaan pada peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar minat dan Profil Pelajar Siswa  sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi dimana pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokuas pada prodak tetapi juga berfokus pada proses dan konten atau materi.

Pada pembelajaran kali ini saya mengkreasikan konten pembelajaran materi saya sesuai dengan gaya belajar siswa yaitu: gaya belajar visual, audiotori dan kinestetik. Pada siswa yang memiliki gaya belajar  visual saya menampilkan gambar-gambar yang menarik,  bagi siswa yang memiliki gaya belajar audiotori saya memutarkan sebuah video yang berkaitan dnegan materi yang saya ajarkan. Bagi siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik saya memberikan beberapa latihan diferensiasi proses. Pada pembelajaran ini saya mengkombinasikan pembelajaran dengan beberapa permainan dan beberapa kuis yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang saya lakukan. 

Diferensisasi prodak, dimana siswa yang memiliki kemampuan seperti menggambar maka siswa tersebut dapat menuangkan hasil karya mereka dalam bentuk gambar. Bagi siswa yang memiliki kretifitas dalam menulis mereka boleh mengkreasikan tugas mereka dalam tulisan. Bagi siswa yang suka berbicara didepan umum maka mereka dapat mengkreasikan prodak mereka dengan membuat sebuah video yang berdurasi singkat atau bisa juga berbicara di depan kelas dan disaksikan oleh para teman-teman sekelasnya.

Sebelum saya menentukan gaya belajar siswa terlebih dahulu saya melakukan survei terkait cara belajar yang paling di sukai peserta didik melalui googleform dimana pada survei tersebut mata pelajran yang paling diminati siswa adalah mata pelajaran Temataik. Cara belajar yang paling diminati siswa adalah lewat audiotori yaitu cara yang dilakukan lewat penjelasan dari guru atau video.

Rasanya rindu ingin mengajar menggunakan TV besar di kelas LED, inisiatif untuk berbicara kepada sekolah hal ini saya beranikan diri untuk meminjam infokus ke sekolah lain, karena di Cibetik tidak ada infokus, jangankan infokus alat peraga juga tidak ada. Saya coba untuk mengajar dan membawa anak-anak dengan betapa pentingnya bersyukur dengan menampilkan video animasi yang menceritakan tentang kekurangn seseorang yang akhirnya tidak bersemangat untuk beraktifitas diluar rumah bahhkan sosialisasi dengan lingkungannya juga tidak ada. Ini merupakan salah satu pembelajaran P5 yang harus diterapkan di sekolah. Saya coba menjelaskan kepada anak-anak meskipun kita berada di sekolah yang sangat jauh dari fasiltas tetapi kita harus terus bersyukur karena masih diberikan kenikmatan hidup kenikmatan tubuh yang sehat, normal tanpa kurang suatu apapun. Mereka sangat fokus dan khidmat seakali ketika menyaksikan video yang ditampilkan. Menurut mereka baru tahun ini mereka bisa menonton tayangn video lewat infokus. Rasanya saya malu sebagai guru merasa ini adalah tanggung jawab seorang pendidik. Guru yang sedikit dan sebagian besar belum mampu mengoperaikan komputer atau alat digital.

Selebihnya penjelasan tentang Pembelajran Berdiferensiasi yang saya ambil dari beberapa sumber yang dapat saya ambil sebagai pedoman menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di elas di antaranya sebagai berikut:

Pembelajaran berdiferensiasi adalah salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan murid di kelas. Mengapa demikian? Karena pembelajaran diferensiasi adalah suatu rangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang tujuan utamanya adalah memenuhi kebutuhan murid. Keputusan-keputusan disini adalah tentang bagaimana guru menentukan pembelajaran yang akan diberikan kepada muridnya dengan menentukan pilihan yang terkait dengan;

1.     Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bagaimana guru mampu menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas kepada murid. Tidak hanya guru yang harus dan perlu memahami tujuan belajar, murid pun harus mampu mengetahui secara jelas tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru harus mampu menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas kepada murid, agar murid mengetahui apa yang akan dicapai.

2.     Cara merespon kebutuhan belajar murid. Bagaimana guru merancang pembelajaran agar mampu memenuhi kebutuhan belajar murid. Misal, untuk murid dengan kemampuan prasyarat yang masih rendah dengan murid yang tuntas kemampuan prasyaratnya tentu berbeda dalam strategi pembelajaran yang digunakan, bisa pula berbeda cara mengajarnya, berbeda penugasannya, berbeda pula penilaiannya dan tentu berbeda pula sumber belajarnya. Sebagai guru, akan lebih baik memahami kebutuhan murid, dengan memahami kebutuhan murid, guru akan mampu mengetahui harus bagaimana menanggapi murid di kelasnya.

3.     Membuat lingkungan belajar yang mampu ‘mengundang’ murid. Mengundang disini adalah bagaimana guru mampu melibatkan murid atau membuat murid untuk belajar dan berusaha mencapai tujuan belajarnya. Selain itu juga, murid menyadari bahwa selalu ada yang mendukungnya dalam proses belajar.

4.     Manajemen kelas yang efektif. Manajemen berarti tentang bagaimana guru dapat membuat prosedur, rutinitas, metode yang membuat murid bebas memenuhi kebutuhannya. Perlunya struktur yang jelas, sehingga murid dengan berbeda cara/sumber dalam memenuhi kebutuhan belajarnya tetap dalam kelas yang efektif.

5.     Penilaian berkelanjutan. Ini tentang bagaimana guru dapat menggunakan informasi atau data yang didapatkan dalam proses penilaian yang telah dilakukan, untuk digunakan menilai kemampuan murid mana yang masih perlu banyak membutuhkan bantuan, dan mana murid yang dapat mencapai tujuan belajar yang sudah ditetapkan.  

Selanjutnya, untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi maka penting pada bagian awal adalah mengidentifikasi kebutuhan belajar murid. Kebutuhan belajar murid terdiri atas:

1.     Kesiapan belajar murid. Kesiapan belajar murid berkaitan dengan bagaimana siapnya murid dalam belajar, misal seberapa mandiri atau tergantungnya murid pada guru atau seberapa cepat atau lambatnya murid dalam menerima penjelasan atau arahan guru. Kesiapan belajar murid juga berkaitan dengan tingkat kognitif murid apakah pasa posisi berpikir kongkret atau sudah abstrak, apakah masih bersifat sederhana atau kompeks. Hal-hal inilah yang harus diperhatikan guru dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar murid dilihat dari kesiapan belajar murid.

2.     Minat murid. Minat berkaitan dengan motivasi atau kesenangan murid. Hal ini bisa dilakukan guru dengan cara CeKJaM. Cocokkan artinya guru harus mampu mencocokan antara minat murid dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Koneksikan, perlunnya seorang guru menunjukkan hubungan antar materi pembelajaran, agar murid dapat menyadari keterkaitannya. Jembatani, guru harus mampu menyambungkan pengetahuan awal murid dengan pengetahuan baru, maka penting bagi guru mengecek kemampuan awal murid sebelum memulai memberikan pengetahuan baru. Motivasi, penting bagi guru juga untuk mengetahui motivasi murid untuk belajar sehingga mampu menumbuhkannya.

3.     Profil belajar murid. Profil belajar murid ini berkaitan dengan lingkungan, budaya, gaya belajar dan kecerdasan majemuk anak. Dengan mengetahui profil belajar murid, guru dapat menentukan strategi atau cara yang pas dalam membuat skenario belajar. Misal, dengan mengetahui gaya belajar murid seperti murid yang lebih suka belajar dengan visual, guru dapat menampilkan berbagai gambar visual yang membuat murid bersemangat belajarnya. Atau murid dengan gaya belajar auditory, maka bisa disediakan sumber belajar dengan audio penjelasan dari guru.

Mengidentifikasi kebutuhan belajar murid juga berarti memetakan belajar murid. Memetakan kebutuhan belajar murid dapat dengan memperhatikan ketiga hal diatas mulai dari kesiapan belajar murid, minat murid dan profil belajar murid. Dan dapat juga dengan memperhatikan salah satunya saja. Lalu, pertanyaan selanjutnya bagaimana mengidentifikasi kebutuhan belajar murid tersebut? Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengamati perilaku murid-murid di kelas, menggecek pengetahuan awal murid, melakukan refleksi terhadap praktik mengajar, berdiskusi dengan guru sebelumnya, atau dapat juga dengan menggunakan penilaian formatif atau diagnostik.

Inti kunci dari pembelajaran berdiferensiasi adalah ketika guru dapat mengetahu dan mengenal muridnya dengan baik, sehingga guru dapay merencanakan pengajaran baik secara individu, kelompok kecil dan atau seluruh kelas. Strategi mendiferensiasi pembelajaran ada 3 strategi yaitu:

1.     Diferensiasi Konten, hal ini berkaitan dengan materi ajar, konsep dan keterampilan yang harus dipelajari murid berdasarkan kurikulum. Hal ini terlihat dari pengorganisasian murid dan membedakan format penyampaian.

2.     Diferensiasi Proses, berkaitan dengan kegiatan belajar atau proses kegiatan belajar yang dilakukan murid untuk memahami konten. Jika strategi ini dilakukan, akan nampak pada proses yang dijalani murid akan berbeda.

3.     Diferensiasi Produk, berkaitan dengan produk yang dihasilkan atau karya yang dibuat oleh murid. Strategi ini terlihat dari bagaimana membedakan produk hasil belajar murid. Dari produk akan tergambar apa yang dipelajari murid.

    Dengan memperhatikan strategi mendeferensiasikan pembelajaran dan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi tersebut, maka jelas pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memerdekaan muridnya, dikarenakan pembelajaran berdiferesiasi dibangun atas dasar memenuhi kebutuhan belajar murid. Pemenuhan belajar murid adalah salah satu hal mendasar dari proses pembelajar yang menekankan pada kodrat murid. Selain itu, pembelajaran diferensiasi dapat menumbuh kembangkan profil pelajar pancasila yang menekankan pada Keberimanan, kemandirian, gontong-royong, berkebinekaan global, bernalar kritis dan kreatif. Sehingga pembelajaran berdiferensiasi untuk merdeka belajar murid di kelas.

    Kegiatan apresiasi guru inspiratif Kemendikbud Tahun 2022 ini membuat saya termotivasi untuk mengikuti kegiatan menulis buku antologi bersama teman-teman guru Nusantara yang berjudul Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di kelas.  Kegiatan ini juga saya simpan dalam blog pribadi saya https://atinmintarsih.blogspot.com, nama blog bukan_penulis@87cekgu. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pendidik. Salam literasi salam silaturahmi.

BIODATA PENULIS


ATIN MINTARSIH, S.Pd 

Lahir di Serang, 08 Maret 1987 Telah menyelesaikan Studi S1 PGSD di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, prodi Serang Banten, dengan Fakultas Ilmu Pendidikan pada Tahun 2010. Sambil kuliah mengajar dari Tahun 2005-2009 di Madrasah Ibtidaiyah Cikeusal Serang. Tahun 2009-2010 mengajar di TK PGRI Cikeusal Serang. Tahun 2010 sampai Maret 2022 mengajar di SDIT Widya Cendekia Serang Banten. Awal Mei 2022 mengajar sebagai guru ASN PPPK di SDN Cibetik Kecamatn Taktakan Serang. 

Harapnnya sederhana memulihkan pendidikan, menjadikan anak-anak bangsa yang produktif dan bisa membawa nama baik keluarga, agama dan bangsa. Selain aktif mengajar ia juga senang dan sedang mendalami dunia kepenulisan sejak setahun terakhir. Kalimat motivasi yang selalu membuatnya semangat untuk terus menulis salah satunya yaitu kata motivasi dari Bunda Helvy Tiana Rosa menurut beliau “Ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi”. (Helvy Tiana Rosa)

Dapat di hubungi di nomor WA 087871396822, Alamat email : atinmintarsih87@gmail.com , nama blog bukan_penulis@87cekgu, alamat Blog : https://atinmintarsih.blogspot.com. Salam nyoret belajar terus tanpa batas, belajar terus sampai akhir hayat. Jangan pernah berhenti belajar, karena hidup tak pernah berhenti mengajarkan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pustaka AI: Mengarungi Dunia Baru Menulis Buku Ajar dengan AI (Artificial Intelligence)

Kiat Menulis Cerita Fiksi

Menulis Itu Mudah