Menulis Itu Mudah
MENULIS ITU MUDAH
Jika Tanganku adalah kuas, maka tulisanku adalah lukisan
berjuta warna.
Jika tulisanku adalah musik, maka aksaraku kan menari
melentingkan rasa seirama.
Jika menulis laksana udara, kan kuhirup aroma berjuta asa.
Menelisip masuk relung dada.
Memenuhi peparuku dengan berjuta frasa.
Ya Menulis itu mudah, semudah bernafas, berkata, melukis,
bernyanyi maupun menari.
Bagi Sebagian orang menulis memang mudah, akan tetapi bagi
yang jarang menulis kata MUDAH sepertinya perlu untuk dipertimbangkan.
KIAT-KIAT MENULIS ITU MUDAH
Beberapa cara agar menulis terasa mudah diantaranya, yaitu:
A.MENULIS KEJADIAN YANG DIALAMI
Jika ingin mudah menulis maka sebaiknya menulis kejadian yang
dialami. Ketika kita mengalami suatu peristiwa maka tulisanpun akan mengalir
dengan sendirinya. Tidak terlalu menguras energi dan pikiran untuk banyak
merangkai kata.
Misalnya saja peristiwa ketika bepergian, menceritakan suasana
yang dilihat, dirasa dan bercerita tentang pengalaman-pengalaman yang terjadi ketika
bepergian lewat tulisan.
B.MENULIS APA YANG DIBACA (RESENSI BUKU)
Menulis akan mudah jika kita menulis apa yang dibaca
(Resensi Buku).
Ada beberapa langkah yang penting untuk dilakukan dalam
menulis Resensi buku, yaitu: (1) Persiapan; (2) Membaca+mencatat hal-hal yang
penting; (3) Menganalisis; (5) Menulis; dan (6) Menyunting.
Berikut ini penjelasannya:
(1) Persiapan
Pilih buku yang sesuai dengan minat Anda. Jangan meresensi
buku yang tidak sesuai minat. Itu penyiksaan. Memilih buku itu mudah-mudah
sulit. Kadang buku yang kita inginkan begitu cepat kita peroleh tetapi saat
mulai membaca sudah menemukan kesulitan, apalagi saat membuat resensinya. Bisa
juga saat membacanya sulit tetapi saat membuat resensi tidak lagi sesulit
membaca. Bisa juga mudah saat memilih, membaca, dan meresensi sulit semua. Dan
bisa juga saat memilih, membaca, dan meresensinya mudah semua. Semoga Anda
berada di posisi yang keempat.
Setelah buku berhasil Anda tentukan, hal penting yang harus
Anda lakukan adalah mencatat identitas lengkap buku; nama penulis, judul buku,
kota tempat terbit, nama penerbit, tebal buku, dan ISBN buku. Jika ada
harganya, bisa juga dicantumkan. Identitas lengkap buku ini penting artinya
sebagai modal saat menulis resensi buku.
(2) Membaca
Bacalah buku secara cermat, nikmat, dan santai. Jangan
tegang. Usahakan membaca senyaman mungkin. Bagian demi bagian buku ditelusuri.
Jika ada bagian yang penting, tandai dengan stabilo (dengan catatan itu buku
milik sendiri). Pahami hal-hal yang tersurat dan tersirat. Cari informasi
tentang penulis, latar belakang pendidikan dan pekerjaannya, buku-buku yang
pernah ditulisnya, dan hal-hal lain yang dapat memperkaya informasi. Baca kata
pengantar secara cermat untuk mengetahui apa, mengapa, dan bagaimana buku
tersebut ditulis. Informasi ini penting untuk membangun pra-konsepsi atau
pemahaman awal tentang buku. Pemahaman awal ini penting untuk memudahkan
membangun pemahaman terhadap keseluruhan isi buku.
(3) Analisis
Coba analisis isi buku. Bisakah Anda memperkirakan apa
tujuan penulisan buku yang Anda resensi? Informasi apa saja yang Anda peroleh
setelah membaca buku tersebut? Kira-kira apa kelebihan dan kekurangannya? Perlu
juga dianalisis penyajian dan bahasanya. Tentu disesuaikan dengan kemampuan
Anda.
(4) Menulis resensi buku
Isi tulisan resensi biasanya adalah:
Judul resensi buku (Maksimal 15 kata).
■ Nama penulis resensi
■ Identitas buku (penulis, judul buku, kota
tempat terbit, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, dan nomor ISBN).
■ Kalimat pengantar (buat 2-3 paragraf).
■ Jelaskan isi buku. Bisa setiap bab Anda
analisis isinya secara ringkas. Bisa juga dengan cara lain. Semakin detail dan
banyak, semakin bagus. Jangan lupa kutip beberapa bagian dari buku (terserah
berapa pun paragrafnya).
■ Sisi menarik atau tidak menarik buku.
Juga siapa saja sasaran yang bisa tertarik untuk membacanya (1-2 paragraf)
■ Paragraf penutup
(5) Menyunting
Baca kembali naskah yang sudah Anda buat. Cermati kata demi
kata, kalimat demi kalimat. Jika ada yang salah ketik, perbaiki. Begitu juga
jika ada kalimat yang janggal dan aneh, segera perbaiki.
Biasakan untuk menyunting. Jangan terbiasa selesai mengetik
ya sudah. Dianggap menulisnya sudah selesai.
Menulis itu apa pun jenisnya, termasuk resensi—harus
dinikmati. Mungkin selama ini Anda tidak pernah melakukannya, tetapi mulai
sekarang biasakan untuk menyunting tulisan Anda. Nanti hasilnya akan berbeda.
Tulisan Anda akan jauh lebih mengalir, enak dibaca, dan menarik.
C. MENULIS TENTANG ORANG-ORANG DISEKITAR
Orang-orang di sekitar yaitu orang tua, guru, tetangga atau
tentang siapapun yang intinya menulis hal yang menurut kita menarik.
STRATEGI MENULIS
Pertama, Menulis dipagi hari.
Dipagi hari tubuh masih segar, otak belum lelah karena belum
banyak memikirkan hal-hal lain. Namun bagi sebagian orang mungkin ada yang
tidak setuju karena tipikal dan gaya menulis tiap orang tentu berbeda-beda.
Kedua, Bemental Proses.
Tidak ada yang instan. Karena tidak ada orang yang bisa menulis
dalam hitungan hari. Narsum menyebutnya dengan JALAN PANJANG. Semua butuh Proses.
Ketiga, Menulis sedikit demi sedikit.
Menulis tidak langsung banyak. Prosesnya bisa ditulis dalam
bentuk catatan kecil. Dimulai dengan satu atau dua paragraf.
Satu teknik menulis dari Hernowo yang disebut dengan ngemil.
Sebagaimana makan sedikit demi sedikit (ngemil), menulis secara ngemil adalah
menulis yang dilakukan sedikit demi sedikit. Setiap tahap menulis dijalani dan
dinikmati. Sepanjang dilakukan secara istikomah, hasilnya akan luar biasa.
Kuncinya adalah latihan. Semakin sering berlatih, semakin
terbiasa. Sesungguhnya salah satu kesulitan dalam menulis disebabkan karena
"jam terbang". Semakin tinggi "jam terbang", kesulitan
dalam menghasilkan kalimat demi kalimat akan terkurangi.
Teknik menulis itu penting. Namun demikian penting dicatat
bahwa teknik itu akan sebatas sebagai teknik jika tidak dipraktikkan. Saat
dipraktikkan, teknik akan menjadi seni. Di sini peran manusia yang menjadi
kunci.
Keempat, Sabar menjalani Proses.
Banyak orang ingin menjadi penulis tetapi tidak tahan dengan
hambatan. Sperti tidak dapat menemukan ide buat tulisan. Hanya butuh kepekaan
dan latihan. Jika tidak sabar maka ide juga tidak akan ditemukan. Sabar menjalani
proses itu penting karena pelan tetapi pasti nantinya menulis akan mudah.
Semoga apa yang didapat pada materi ini bukan sekedar
tuntutan untuk mengumpulkan resume, namun sebagai vitamin untuk memperkuat dan
menajamkan motivasi dalam menulis. Salam literasi.
Atin Mintarsih_Serang, 22 Mei 2024
Marii ngemil
BalasHapusArtikelnya sudah ok
Mkasi tth, msih harus bnyk belajar
HapusAmazing 👍👍
BalasHapus🙏 blm maksimal
HapusGREAT👍👍
BalasHapusMaksi bapa
HapusTak terasa sdh 10 pertemuan. Makin oke
BalasHapusHanupis mbaku, mhon bimbingannya 🙏
HapusMantap Bu . Semangat terus untuk menulis
BalasHapusSemangat juga buat bu Eka
HapusKerenn ibu.. Semakin rapi tulisan nya
BalasHapusAlhamdulillah, smngat berproses mba Tiarma
HapusTulisannya luar biasa bagus dan F1 doong.... :)
BalasHapusLengkap resumenya. Bentuk tulisan menarik untuk dibaca. keren bu
BalasHapusKeren banget uraiannya
BalasHapusTerima kasih resumenya, mantap.
BalasHapus